Rabu, 02 April 2008

TUGAS KUIS TEKNIK KOMPILASI

Sesuai dengan pemahaman saya,

Teknik kompilasi dapat saya ibaratkan dengan seorang pemandu wisata asing dimana pemandu wisata telah banyak mengerti bahasa asing dan memahami lokasi – lokasi wisata sehingga dia dapat menceritakan tempat – tempat wisata sesuai dengan bahasa wisatawan itu sendiri.dengan pengandaian diatas maka saya dapat menarik kesimpulan bahwa Teknik Kompilasi merupakan ilmu yang menguraikan/ menjabarkan tentang bagaimana cara mengubah bahasa manusia menjadi bahasa mesin. Jadi teknik kompilasi merupakan ilmu yang paling mendasar untuk dipahami oleh seorang programing.

Namun untuk mengerti tentang Teknik Kompilasi bukan perkara muda karena dalam melakukan proses penerjemahan, ada beberapa tahapan yang harus dipahami yang kesemuanya mengunakan kode string.

Tahapan tahapan tersebut yakni :


  • Leksikal membaca dan membedakan setiap string yang dimasukkan / inputan

  • Sintaks menilai data atau yang berbentuk string apakah sudah sesuai dengan arturan penulisan.

  • Simantik mengoreksi pemborosan pemakaian kata dan meluruskan arti setiap string yang di masukkan.

  • Code generator jika string yang dimasukkan suda sesuai atau sepaham dengan syarat yang ditentukan oleh simantik maka setiap kode akan diteruskan untuk diterjemahkan ke dalam bahasa assembly.

  • Code optimase membuat / menjadikan kode sesingkat mungkin agar proses pembacaan kode lebih cepat.

  • Table symbol sesuai dengan penamaanya maka kita dapat mengartikan bahwa semua data / informasi ditampung dalam sebuah table dari source code yang telah di masukkan.

  • Program target mengubaha source code menjadi file program yang dapat di eksekusi.(file *.exe.*.com dll)


Dari penjelasan diatas mungkin pembaca masih belum mengerti bahkan pembaca mala bertamba pusing. Namun itulah yang saya ketahui tentang Teknik Kompilasi.

Sekian dan terimah kasi. Wassalam…………………



Rabu, 23 Januari 2008

PAYAH

Rabu 25 Januari 2008 merupakan hari yang paling menyedihkan bagi saya. Keceriahan dan kesenangan yang hadir dalam angan – anganku waktu itu ternyata berbuah kepedihan. Dimana pada pagi hari itu saya bersama teman teman lainya yang tergabung dalam panitia pelaksana kegiatan fakultas tempat saya mengasah otak dan ketrempilan, telah membayangkan bahwa proposal yang kami ajukan ke berbagai instansi dan perusahaan akan terealisasi. Dengan semangat saya bersama teman pergi pergi untuk mengecek proposal kami sebagaimana janji perusahaan dan instansi bahwa kami akan ditunggu pada hari itu.

Sesampai di area parkir salah satu perusahaan tempat kami memasukkan proposal . Dengan percaya diri kami masuk keruangan lobi perusahaan, kami melapor pada petugas jaga dan petugas jaga mencari data /proposal yang kami masukkan. Saya menerimah surat yang terselip dalam proposal kami, denyut jantung berdetak keras saat ingin membuka surat tersebut. Kekhawatiran akan tidak diterimah permohonan kami tiba – tiba timbul, ku buka dan ku baca, kening berkerut saat membaca ……………………………………………………. “Dengan sangat Menyesal untuk saat ini kami belum dapat berpartisipasi dalam mendukung kegiatan yang dimaksud…………………………………………………………………….. Dengan perasaan yang sangat – sangat kecewa kamipun pamit.

Namun di balik konsekuensi yang saya dapatkan, saya berangapan bahwa kegagalan merupakan awal dari kesuksesan.

Senin, 21 Januari 2008

Kegagalan

Harapan adalah jawaban terbaik saat gagal

Tiga anak kecil bermain lompat tali. Aturannya sederhana. Dua anak memegangi tali. Sedang yang seorang berusaha melompatinya. Bila ia gagal atau tersangkut, ia harus ganti memegangi tali.

Dan, yang lain mengambil giliran melompat. Ketika tali masih rendah, ia mampu melompatinya. Saat sedikit-demi-sedikit tali meninggi, ketida kyakinan mulai datang. Keraguan merambah. Namun, tekad untuk tidak kalah lebih kuat sehingga ia harus mencoba.

Keyakinan diri membara saat ia mampu melompatinya meski ujung kaki menyentuh tali. Semua anak bertepuk tangan. Namun, ketika tali sejajar pandangan, ia gagal. Dengan sedikit kecewa ia ganti memegangi tali.

Tahukah anda apa yang ada dalam benak anak kecil itu?

Saat memegangi tali, ia menunggu ada temannya yang gagal sebagaimana ia pernah gagal. Dan berharap ia bermain lagi agar bisa melompati ketinggian yang gagal ia lalui. Menjadi pemain selalu menyenangkan karena bisa merasakan keberhasilan.

Namun, hanya bila anda tak kehilangan harapan di sela-sela kegagalan, anda layak menantikan saat untuk bermain kembali.

Bahkan kita pun harus tahu bagaimana menjadi gagal. Tanpa itu, kita tak tahu bagaimana menjadi menang.



Pesan dari bapak RWR dEpok

Buat Anya pastinya


Pentingya Bulan Mukarram

Pada pergantian waktu dari detik ke detik berikutnya, dari jam ke jam berikutnya, bahkan pada berlalunya sebuah tahun menuju tahun berikutnya, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang berpikir. Dan sungguh pada waktu-waktu tersebut, Allah Subhanahu wa ta’ala telah melebihkan satu waktu dari yang lainnya. Di antara hari-hari, adalah hari Jum’at yang menjadi penghulunya. Dan dalam waktu sehari sepertiga malam yang terakhirlah yang menjadi tempat yang paling utama. Demikian pula pada bulan-bulan ada bulan-bulan yang di haramkan. Allah azza wa jalla berfirman:

“"Jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada empat bulan yang disucikan. Maka janganlah kamu menganiaya dirimu di dalamnya"

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dijelaskan bahwa keempat bulan tersebut adalah bulan Dzulhijjah, Dzulqaddah, Rajab dan Muharram. Seorang ulama tafsir dari kalangan tabi’in menjelaskan bahwa, bulan tersebut di haramkan bermakna dimuliakan karena memiliki keutamaan dibanding bulan-bulan yang lainnya. Sangat disarankan untuk memperbanyak amal shaleh di dalamnya. Sehingga sungguh sangat mengherankan sebagian ummat Islam yang justeru menganggap bulan Muharram (khususnya) sebagai bulan sial dan menganggap tabu melakukan amalan-amalan tertentu di dalamnya semisal pernikahan. Padahal jika kita menganggap pernikahan adalah salah satu bentuk ibadah –dan memang demikianlah kenyataannya- maka seharusnya melaksanakan pernikahan di bulan Muharram seharusnya memiliki nilai lebih.

Satu-satunya dasar anggapan mereka akan sialnya bulan Muharram adalah “kata orang tua” belaka. Sungguh dasar ini merupakan dasar yang teramat lemah lagi bodoh. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajak kaum musyrikin Qurays untuk beriman kepada Allah dan Rasulnya, mereka berkata dengan perkataan yang teramat tercela:

Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak (nenek moyang) kami menganut suatu agama (bukan agama yang engkau bawa –pent), dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.” (Az Zukhruf: 22)

Demikian pula dengan Fir’aun beserta para pengikutnya yang ditenggelamkan di dasar laut merah, mereka enggan terhadap seruan nabiyullah Musa seraya berkata:

"Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya …" (Yunus: 78)

Demikian pulan dengan kaum Ad, Tsamud, dan Madyan, mereka enggan untuk meninggalkan ajaran nenek moyang mereka yang tidak berdasar seraya memalingkan muka dari ajaran Islam yang haq.

Sesungguhnya agama Islam adalah dien yang sempurna serta telah diridhai oleh Allah sebagai agama umat manusia. Tidaklah sebuah kebaikan yang dapat mendekatkan diri manusia kepada Allah, melainkan telah dijelaskan di dalamnya. Demikian pula tidaklah sebuah keburukan yang dibenci oleh Allah azza wa jalla melainkan telah pula dijelaskan dalam Al-Qur’an serta As-Sunnah.

Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu….” (Al-Maidah:3)

Maka jelaslah bahwa anggapan sebagian kaum mulimin tentang sialnya bulan Muharam sangat layak untuk ditinggalkan karena tidak ada dasarnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Mengambil pelajaran dari leluhur bukanlah hal yang dilarang namun tentu jika hal yang diambil tersebut adalah amalan yang bertentangan dengan syariat hendaklah untuk segera ditinggalkan.

"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (Al Baqarah: 170)

Orang-orang yang berakal tentulah mengambil dasar dalam beramal sesuatu yang lebih pasti kebenarannya. Dengan mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka yakinlah bahwa kaki kita telah melangkah di atas jalan yang lurus.

Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.” (Al A’raf: 3)

Sunnahnya Puasa As-Syura

Hari Asy-syura yang jatuh pada hari yang ke-10 dari bulan Muharram adalah bulan yang mulia. Kaum Yahudi mengagungkannya, demikian pula dengan kaum Nashrani, bahkan kaum Nabi Nuh pun menghormatinya karena pada hari tersebut mereka diselamatkan dari
bah yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh yang ingkar.

Berpuasa pada hari As-Syura disunnahkan dalam Islam, Adalah Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu yang menceritakan kisah ini kepada kita sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari No 1900,
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Tatkala Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa alaihis salam berpuasa pada hari ini. Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR. Al Bukhari)

Sebelum diwajibkannya puasa di bulan Ramadhan, berpuasa di hari As-Syura diwajibkan, namun ketika turun perintah wajibnya puasa di bulan Ramadhan, puasa Asy-Syura pun menjadi sunnah sepanjang zaman. Dari Aisyah Radiallahu anha, Beliau berkata:


كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
“Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)

Puasa di hari As-Syura merupakan warisan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang sangat agung. Beliau sangat menjaganya, sehingga Ibnu Abbaspun memberikan kesaksiannya:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ

Aku tidak pernah mendapati Rasulullah menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan”. (Al Imam Al Bukhari No 1902 dan Al Imam Muslim No 1132)

Hal ini menandakan akan keutamaan besar yang terkandung pada puasa di hari ini. Oleh karena itu ketika beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam ditanya pada satu kesempatan tentang puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan, beliau menjawab bulan Allah Muharram. Dan Al Imam Muslim serta yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”.

Dalam hadist di atas, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebut bulan Muharram sebagai شَهْرُ اللهِ
yakni bulan Allah. Telah maklum bahwa seluruh bulan adalah kepunyaan Allah. Tapi pada hadist tersebut disebutkan bulan Muharram secara khusus sebagai bulan Allah untuk menunjukkan keutamaannya.

Sebagai makhluk yang lemah yang tidak terbebas dari dosa-dosa, kita sangat memerlukan sebuah tempat atau waktu di mana kita bisa menggerus dosa-dosa kita dan menjadi hamba yang lebih baik. Puasa As-Syura adalah salah satu waktu utama yang berpuasa di dalamnya dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lewat setahun yang lalu.

Dan puasa ‘Asyura menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Al Imam Abu Daud meriwayatkan di dalam Sunan-nya dari Abu Qatadah radhiallahu anhu,
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”.

Hukum Puasa ‘Asyura

Sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib akan tetapi hadits ‘Aisyah di atas menegaskan bahwa kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang mustahab (sunnah). Dan Al Imam Ibnu Abdilbarr menukil ijma’ ulama bahwa hukumnya adalah mustahab.


Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura


Jumhur ulama dari kalangan salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari ‘Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram. Di antara mereka adalah Said bin Musayyib, Al Hasan Al Bashri, Malik, Ahmad, Ishaq dan yang lainnya. Dan dikalangan ulama kontemporer seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah. Pada hari inilah Rasullah shalallaahu ‘alaihi wassalam semasa hidupnya melaksanakan puasa ‘Asyura. Dan kurang lebih setahun sebelum wafatnya, beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda,
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ

Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”

Para ulama berpendapat perkataan Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam, “…aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”, mengandung kemungkinan beliau ingin memindahkan puasa tanggal 10 ke tanggal 9 Muharram dan beliau ingin menggabungkan keduanya dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura. Tapi ketika Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam ternyata wafat sebelum itu maka yang paling selamat adalah puasa pada kedua hari tersebut sekaligus, tanggal 9 dan 10 Muharram.
Dan Al Imam Asy-Syaukani dan Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan. Yang pertama puasa di hari ke 10 saja, tingkatan kedua puasa di hari ke 9 dan ke 10 dan tingkatan ketiga puasa di hari 9,10 dan 11. Wallahua’lam. (Abu Fadhlan)



Andi Erwin Ade Amin ( Mhanipi)









Selasa, 08 Januari 2008

SEMANGAT.............


Sejarah hidup memang terkadang sungguh tragis kadang kala orang terkulai lemas meratapi penyesalan. Seperti apa yang saya alami..! akankah hidupku ini selalu berada dalam dunia yang hanya bergelimang dengan kesusahan. Sementara orang – orang diluar sana bersorak berteriak kegirangan akan hal - hal yang penuh kesenangan di atas materi yang melimpah.


Entah dimana dan kapan aku harus mengobarkan asa untuk menerobos tembok prahara yang kian hari, kian kokoh. Haruska aku merentang benang merah di selah – selah keterbelengguan aku akan zaman yang terus berubah dan terlindas akan roda perputaran waktu. Sementara penderitaan, akan krisis materi yang juga tak kunjung padam.


Bangkit dan tersadar akan kejamnya dunia, aku mencoba untuk menepis semua ini walau hanya dengan modal pengetahuan dasar. Aku coba terlepas dari doktrinya kedua orang tua. Dengan modal pengetahuan dasar , ku coba merentangkan benang merah dengan harapan hidup akan berubah...


Namun...............!!!!!!


Iya,, mungkin karena keterbatasan ilmu yang tak sejalan dengan perubahan zaman, hingga harapan yang terlintas di benak kalah itu tak kunjung tergapai....!


Duduk bersimpuh dan terpaku meratapi kehidupan yang tak mampuh bersaing dan mengejar ketertinggalan zaman...................!!!


Haruska aku Pakum dan kembali terkungkung dalam sangkar perubahan....?


Haruska aku pasra dan mengala akan hal ini......?


Akanka jiwa terguncang .?


Sementara om Bill Gates telah menawarkan sebuah solusi untuk mengenal dan mengimbangi perubahan waktu. Bahkan dalam gagasanya itu seolah – olah mengajak kita untuk meguasai dunia.


Betulka Itu....?


Mari kita mencoba mengembangkan ilmu dari Om Bill Gates.........


Rabu, 12 Desember 2007

Anak Kampoeng Choyy...!!


Hidup di desa memang susah dan terbelakang masalah informasi dan teknologi khususnya tentang komputer. Seperti apa yang saya alami, saya baru melihat computer nanti disaat saya duduk di bangku SMK itupun karena saya hijra kekota. Namun diwaktu itu, ketertinggalan akan hal teknologi dan informasi, saya rasa wajar – wajar saja karena orang - orang di kota juga belum semuanya mengerti dan memiliki computer. Hanya orang - orang yang memiliki uang yang lebih yang dapat memlikinya,selaing harganya yang mahal, pengoprasianya juga membutuhkan biaya untuk kursus.
Ada pengalaman lucu yang sulit aku lupakan, disaat pertama kali saya melihat yang namanya computer, saya menganggap computer itu hanya sekedar menulis surat ,buku dan lain-lain. Ceritanya begini,mungkin sebagian besar yang namanya manusia memiliki perasaan penasaran, seperti perasaan saya waktu itu, jika melihat sesuatu yang baru. Pembaca suda tahu kalau orang baru selalu mau mencoba, akhirnya tanpa pikir panjang maka saya mencoba. Disaat aku mencoba, karena pikiranku samaji dengan mesin ketik nah akhirnya ku tindis – tindismi key board, tapi lamai ku tunggu apa yang saya harapkan akan muncul dalam monitor, tidak ada yang muncul. Tersentak kaget dan pucat memendam rasa takut, karena saya mengira bahwa computer orang rusak gara-gara aku. Duduk termenung dan berpikir bagaimana solusinya, tidak lama yang punya computer datang menghampiri aku. Detak jantung semakin keras,rasa – rasa saya ingin lari karena takut akan di marahi. Dengan wajah serius beliau bertanya, anda kenapa.? Saya lihat kamu pucat sekali,! Dengan wajah pasrah saya sampaikan hal yang barusan saya alami. Kenapai ini parner na setenga matimaka,tindis – tindis huruf, na kenapa huruf yang ku tindis tidak muncul …………………….????????? Ahaahaahaaahaa, kenapa ketawa …??? Ahaahaahaaahaa…..! kenapa ketawa …??? Entah apa di benaknya waktu itu, beliau langsung tertawa terbahak bahak. Ahahaaahaahaaaha, na lipatki badanya temanku tertawa. Dalam keadaan penasaran saya dibikin takut lagi, dengan wajah malu bercampur pucat. Ku paksai bicara, akhirnya dia jelaskan pada saya satu persatu dasar dasarnya bagai mana caranya mengoprasikan computer. Ternyata, Waaa du’dudududuuuuuuu betul betul dih, kita tau mi ces to yang namanya orang belum tahu computer.